Kamis, 19 September 2013
Kunikmati memek Bibiku
Kulihat bibi tidur tidak berselimut, karena biarpun kamar bibi memakai
AC, tapi kelihatan AC-nya diatur agar tidak terlalu dingin. Posisi tidur
bibi telentang dan bibi hanya memakai baju daster merah muda yang
tipis. Dasternya sudah terangkat sampai di atas perut, sehingga terlihat
CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat
belahan kemaluan bibi yang ditutupi oleh rambut hitam halus
kecoklat-coklatan. Buah dada bibi yang tidak terlalu besar tapi padat
itu terlihat samar-samar di balik dasternya yang tipis, naik turun
dengan teratur.Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah dada bibi
terlihat mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil.
Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benar-benar terangsang
hebat. Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan
berdiri dengan gagahnya, siap tempur. Perlahan-lahan kuberjongkok di
samping tempat tidur dan tanganku secara hati-hati kuletakkan dengan
lembut pada belahan kemaluan bibi yang mungil itu yang masih ditutupi
dengan CD. Perlahan-lahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan
juga bagian paha atasnya yang benar-benar licin putih mulus dan sangat
merangsang.Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum,
mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan
kegiatanku dengan hati-hati takut bibi terbangun. Perlahan-lahan kulihat
bagian CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya
bibi sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis
perlahan dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan. Aku makin
tersangsang melihat pemandangan itu.Cepat-cepat kubuka semua baju dan
CD-ku, sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu
telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa. Dan aku
membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu
bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu
hal tersebut dari film-film bibiku. Lalu tanganku yang satu mulai
gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD
mini bibi dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidur
bibi.Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan jelas tanpa ada penutup
lagi. Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik melebar, sehingga kedua
pahanya terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan
bercongkok di atas bibi. Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi
dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul bibi. Tangan
kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan bibi,
sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas
bibi.Tangan kiriku memegang batang penisku. Perlahan-lahan kepala
penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan bibi yang telah basah
itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada
bibir kemaluan bibi. Terdengar suara erangan perlahan dari mulut bibi
dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup. Akhirnya
kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan
bibi.Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan bibi.
Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi
badannya kelihatan mulai gelisah. Aku tidak mau mengambil resiko,
sebelum bibi sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan bibi dengan
menempatkan posisi penisku di dalam lubang vagina bibi. Sebab itu segera
kupastikan letak penisku agar tegak lurus pada kemaluan bibi. Dengan
bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan
perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku
mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.Kelihatan sejenak kedua
paha bibi bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan penisku ke
dalam lubang kemaluanku. Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan
kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang
sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk
berteriak. Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang penisku
kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut bibi agar jangan berteriak.
Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat
kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah,
sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam
lubang kemaluan bibi dengan cepat.Badan bibi tersentak ke atas dan kedua
pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis
mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan,
tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku."Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!"
desahnya tidak jelas.Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat,
kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penisku
yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan
tiba-tiba.Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya
tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena
gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu,
penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa
dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam
vagina bibi. Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.Karena
sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada
tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat
ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi sambil
berbisik kekuping bibi."Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii..,
sshheett.., shhett..!" bisikku.Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi
tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di bawah
tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping
bibi dan pinggulku secara perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun
dengan teratur.Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai
melemah.Kubisikan lagi ke kuping bibi, "Bii.., tanganku akan kulepaskan
dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?"Perlahan-lahan
tanganku kulepaskan dari mulut bibi.Kemudian Bibi berkata, "Riic.., apa
yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Bibi..!"Aku diam saja,
tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan
tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi, terutama pada bagian
putingnya yang sudah sangat mengeras.Rupanya meskipun wajah bibi masih
menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat
menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu. Melihat
keadaan bibi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi.Akhirnya dari
mulut bibi terdengar suara, "Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm..,
eemm.., Riicc.., Riicc..!"Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku,
perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, sehingga aku
sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang
melakukan push-up.Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi
dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang
kemaluan bibi. Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek
di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang
sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara
mendesis-desis. Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa bibi telah
dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku. Setelah mencabut
penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring setengah tidur di
samping bibi. Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada bibi terutama
pada bagian putingnya."Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada
bibimu..!" katanya.Sebelum menjawab aku menarik badan bibi menghadapku
dan memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke
badan. Bibirku mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis.
Woowww..! Sekarang bibi menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif
menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.Selang sejenak kuhentikan
ciumanku itu.Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan
mesra, aku berkata, "Bii.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama
Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!"Sambil berkata itu kucium lagi
bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, "Setiaap kali melihat
Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu,
seakan-akan Bibi adalah milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku,
ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Bibi
seutuhnya."Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan
tidak tergesa-gesa.Ciumanku kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin
menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini
kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya. Rupanya
bibi dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga pelukan
dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.Beberapa lama
kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di
samping bibi, sehingga bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang
telanjang itu."Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi
Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi." katanya, mungkin punyaku
lebih besar dari punya paman.Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai
menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan terus kedua
buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi padat itu. Pada bagian ini
mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama
pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.Sementara
aksiku sedang berlangsung, badan bibi menggeliat-geliat kenikmatan. Dari
mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya. Aksiku
kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus.
Maklum, bibi belum pernah melahirkan. Bermain-main sebentar disini
kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada
lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.Pada bagian kemaluan
bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya
dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya. Mencari-cari dan
akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas
lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan hebat dan
kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua
pahanya yang menegang dengan kuat.Keluhan panjang keluar dari mulutnya,
"Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!"Sambil masih terus dengan
kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian
pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah
berjongkok. Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi.
Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang
kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Kini terasa
kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat. Ketika
ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu
perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru
badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari
mulutku.Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap,
jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan
pada satu sama lain. Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku
dan berbaring telentang di samping bibi. Kemudian sambil telentang aku
menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di
atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha
bibi kupentangkan. Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas,
sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu
langsung terjepit di antara kedua bibir kemaluan bibi.Dengan suatu
tekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku,
maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi.
Amblas semua batangku."Aahh..!" terdengar keluhan panjang kenikmatan
keluar dari mulut bibi.Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat
karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks. Bibi tambah semangat juga
ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di
atasku. Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan
rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil
padat itu bergoyang-goyang di atasku.Ketika kulihat pada cermin besar di
lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku.
Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi
bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang.
Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal
ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku. Kemudian air
maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang
vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut
dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar
dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku
dengan keras.Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan
dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil
dari mulut bibi terlihat senyuman puas."Riic.., terima kasih Ric. Kau
telah memberikan Bibi kepuasan sejati..!"Setelah beristirahat, kemudian
kami bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama
lain. Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua
tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain,
sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi. Dengan setengah
membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung
pada leherku, kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada
pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan
menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang
kemaluan bibi."Aaughh.. oohh.. oohh..!" terdengar rintihan bibi
sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke
atas.Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada
kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi
mencapai klimaks."Aaduhh.. Riic.. Biibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar..
Riic..!" dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang, bibi
mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam
gendonganku.Dengan penisku masih berada di dalam lubang kemaluan bibi,
aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur. Dalam keadaan
tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat
bernafsu, sampai aku orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku. Kupeluk
badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot,
tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan bibi, mengisi segenap
relung-relung di dalamnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar