Suatu hari pak Beni mengajak ke 2 balitanya berlibur kerumah neneknya
diluar kota untuk beberapa hari. aku tidak diajak. Tahu bahwa abangnya
tidak mengajak aku ikut berlibur, mas Budi senyum2 saja kepadaku, "Nes,
ada kesempatan nih. Mas Beni pergi dengan anak2 dan kamu gak ikut. Kita
juga liburan yuk", ajaknya. "Mau kemana mas", tanyaku. "Temenku, Adi,
ngajak ke villanya. Dia mau ajak ceweknya, Santi. Kamu ikut ya. Kita
have fun lah disana. Mau kan", katanya sambil tersenyum. Aku hanya
tersenyum dan mengganggukkan kepala.
Sorenya, mas Adi datang menjemput. Aku diperkenalkan ke mas mas Adi
dan dia memperkenalkan Santi ke mas Budi dan aku. Mas mas Adi ganteng
juga. Santi, montok banget. Masih abg banget, kayanya lebih muda dari
aku. Manis juga anaknya, mengenakan jeans ketat dan tank top yang juga
ketat sehingga menonjolkan lekuk liku badannya yang merangsang.
Tangannya berbulu panjang dan terlihat ada kumis tipis diatas bibir
cewek itu. Pasti jembutnya lebat sekali dan cewek yang kaya begini yang
disukai cowok2. Aku mengenakan blus dan rok mini. mas Adi tampak
mengagumi keseksianku walaupun ada cewek yang gak kalah montok
disebelahnya. Memang aku mengenakan blus yang belahan dadanya rendah
sehingga belahan toketku menyembul keluar. "Berangkat yuk", kata mas mas
Adi. "Nes, mas Adi dari tadi ngeliatin kamu terus tuh" kata mas Budi
berbisik."Ah.. Masa sih" jawabku tertawa. "Iya tuh.. Lihat aja di kaca
spion". Memang terkadang mas Adi melirik kaca untuk melihatku yang duduk
di kursi belakang bersama mas Budi.Villanya tidak terlalu jauh. Karena
sudah malem, kita mengisi perut dulu. Mas Adi membawa juga makanan dan
minuman untuk camilan di vila. Sesampai di vila, hari sudah gelap.
Langsung berbagi kamar, masing2 dengan pasangannya. Setelah memasukkan
barang bawaan ke kamar masing2, kita ngobrol ber 4 di ruang tamu. Mas
Budi kayanya udah horny berat. Dia memelukku, mengelus2 rambutku dan
pahaku yang tidak tertutup rok miniku yang tersingkap. Dia berbisik
ngajak aku masuk kamar. Aku ngikuti aja. "Duluan ya", kata mas Budi
kepada temannya.
Di kamar, dengan ganas mas Budi segera memelukku dan mencium bibirku
dan menjilati leherku. Belahan toketku diusap2nya, blusku dibukanya,
sehingga aku hanya mengenakan bra yang tipis. Pentilku tampak menonjol,
sudah mengeras. Perlahan dia menciumi toketku. Aku mulai mendesah
perlahan ketika pentilku dihisapnya dari balik braku. Setelah puas
menikmati toketku, dia menciumku kembali. "Kamu gantian dong, hisap
kontolku" katanya lagi. Kubuka retsleting celananya sekaligus dengan
CDnya, sehingga kontolnya yang sudah tegang membengkak mencuat keluar.
Kontolnya mulai kukocok-kocok perlahan. Dia mendorong kepalaku ke arah
kontolnya. "Isep Nes", desahnya ketika mulutku mulai mengulum kepala
kontolnya. Kontolnya kukocok2 perlahan. "Nikmat Nes" erangnya. Dia
menyibakkan rambut yang menutupi wajahku. "Terus Nes, enak banget, "
katanya lagi. Akupun mengeluarkan kontolnya dari mulut dan mulai
menjilatinya. Kemudian kontolnya kujejalkan dalam mulutku. Dia
mengelus-elus rambutku, ketika mulutku memompa kontolnya. Dia sudah
sangat bernapsu sekali. Rok dan cd ku dilepasnya sehiongga aku telah
bertelanjang bulat. Dia duduk dikursi dan aku disuruhnya duduk di atas
pangkuannya sambil menghadap memunggunginya. Dia melepaskani baju yang
tersisa. Dia menciumi pundakku, dan mengarahkan kontolnya yang sudah
berdiri tegak ke nonokku. "Ohhmas, besarnya. Enak, ahh, entotin Ines
mas", desahku. Dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk nonokku,
gerakannya terbatas karena aku ada pangkuannya. Toketku yang
berayun-ayun seirama enjotannya diremasnya. "Ohh, Mas, Enak Mas, Enjot
terus mas" kataku sambil melingkarkan tanganku ke belakang merengkuh
kepalanya. Dia menciumku bibirku sebentar dan kemudian menghisap toketku
sambil terus mengenjot nonokku. "Ohh mas, enak banget, besar banget"
eranganku semakin menjmas Adi, dan tak lama aku pun menjerit. Tubuhku
menggelinjang-gelinjang dalam dekapannya. Tak lama, diapun mengerang
nikmat ketika ngecret dalam nonokku. Kamipun melepas lelah sejenak
sambil berciuman kembali. "Enak ya Mas" kataku.
Aku masuk kekamar mandi yang menjadi satu dengan kamar tidur. Selang
beberapa saat aku keluar lagi hanya mengenakan lilitan handuk dibadanku
tanpa pakaian lainnya lagi. "Udah siap lagi ya Nes", mas Budi
menggangguku. "Iyalah mas, kan kita kesini untuk ngentot. Kata mas mau
ngentotin Ines sampe 4 kali", jawabku. Belahan dadaku sedikit tersembul
dibalik handuk yang menutup dada serta pahaku. Melihat itu sepertinya
dia napsu lagi. Luar biasa juga staminanya, gak puas2nya dia ngentoti
aku. Kontolnya sudah berdiri tegang. Dia berbaring di ranjang. "Mas,
ngelihatnya kok begitu amat sih ?" kataku. "Nes, sudah malam nih, kita
tidur saja" katanya."Mau tidur atau nidurin Ines mas", godaku. "Tidur
setelah nidurin kamu lagi dong", jawabnya. Aku berbaring disebelahnya,
segera lilitan handukku dilepaskannya sehingga telanjang bulatlah aku.
Toketku dielus2nya. "Nes, kamu seksi sekali, mana binal lagi kalo lagi
dientot. Kalo mas Beni dan anak2 pergi melulu, aku bisa ngentotin kamu
tiap malem", katanya merayu. Aku hanya tersenyum, tidak menjawab
rayuannya. Elusan tangannya di toketku berubah menjadi remasan remasan
halus. "Mas ", aku memeluknya. Dia memelukku juga serta mencium bibirku.
Dia begitu menggebu gebu melumat bibirku, kujulurkan lidahku kedalam
mulutnya. Nafasku menjadi cepat serta tidak beraturan. Setelah beberapa
saat kami berciuman, aku menggeser badanku sehingga sekarang sudah
berada di atas badannya. Dia semakin ganas saja dalam berciuman. Dia
memeluk badanku rapat2 sambil menciumiku.
Kemudian aku menciumi lehernya dan terus turun kearah dadanya. Dia
berdesis "Nes, sshh". Aku terus menciumi badannya, turun ke bawah dan
ketika sampai disekitar pusarnya, kucium sambil menjilatinya sehingga
terasa sekali kontolnya kian menegang. "Nes, aduuh" dan aku secara
perlahan terus turun dan ketika sampai disekitar kontolnya, kucium dan
kuhisap daerah sekelilingnya termasuk biji pelernya. "Sshh, Nes" katanya
lagi. Kontolnya sudah ngaceng keras sekali, mengacung ke atas. Kupegang
kontolnya dan kukocok pelan pelan. Kontolnya kumasukkan kemulutku.
"Aahh", teriaknya keenakan. Aku segera menaik turunkan mulutku pelan2
dan sesekali kusedot dengan keras. "Nes, enaak. Ayo dong Nes. Sini, aku
juga kepingin" , katanya sambil menarik badanku. Aku mengerti kemauannya
dan kuputar badanku tanpa melepas kontolnya dari mulutku. Posisi nya
sekarang 69 dan aku berada diatas badannya. Nonokku yang dipenuhi jembut
yang lebat dijilatinya. Aku menggelinjang setiap kali bibir nonokku
dihisapnya. Dengan mulut yang masih tersumpal kontolnya aku bergumam.
Dia membuka belahan nonokku pelan2 dan dijulurkannya lidahnya untuk
menjilati dan menghisap hisap seluruh bagian dalam nonokku. Kulepas
kontolnya dari mulutku sambil mengerang, "mas, ooh", sambil berusaha
menggerak gerakkan pantatku naik turun sehingga sepertinya mulut dan
hidungnya masuk semuanya kedalam nonokku. "Maas, terus maas" Apalagi
ketika itilku dihisap, aku mengerang lebih keras "maas, teeruuss".
Itilku terus dihisap hisapnya dan sesekali lidahnya dijulurkan masuk
kedalam nonokku. Gerakan pantatku semakin menggila dan cepat, semakin
cepat dan akhirnya Mas, aku nyampee", sambil menekan pantatku kuat
sekali kewajahnya. Aku terengah engah. Perlahan lahan dia menggeser
badanku kesamping sehingga aku tergeletak di tempat tidur. Dengan masih
terengah2 aku memanggilnya, "Mas peluk Ines, maas" dan segera saja dia
memutar posisi badannya lalu memelukku dan mencium bibirku. Mulutnya
masih basah oleh cairan nonokku. "Maas",kataku dengan nafas nya sudah
mulai agak teratur. "Apa Nes"sahutnya sambil mencium pipiku. "Maas,
nikmat banget ya dengan mas, baru dijilat saja Ines sudah nyampe",
kataku manja. "Nes sekarang boleh gak aku… ", sahutnya sambil
meregangkan kedua kakiku.
Mas Budi mengambil ancang2 diatasku sambil memegang kontolnya yang
dipaskan pada belahan nonokku. Perlahan terasa kepala kontolnya
menerobos masuk nonokku. Dia mengulum bibirku sambil menjulurkan
lidahnya kedalam mulutku. Aku menghisap dan mempermainkan lidahnya,
sementara dia mulai menekan pantatnya pelan2 sehinggga kontolnya makin
dalam memasuki nonokku dan blees, kontolnya sudah masuk setengahnya
kedalam nonokku. Aku berteriak pelan "aahh maass"sambil mencengkeram
kuat di punggungnya. Kedua kakiku segera kulingkarkan ke punggungnya,
sehingga kontolnya sekarang masuk seluruhnya kedalam nonokku. Dia belum
menggerakkan kontolnya karena aku sedang mempermainkan otot2 nonokku
sehingga dia merasa kontolnya seperti dihisap hisap dengan agak kuat.
"Nes, terus.Nes, enaak sekalii, Nes", katanya sambil menggerakkan
kontolnya naik turun secara pelan dan teratur. Aku secara perlahan juga
mulai memutar mutar pinggulku. Setiap kali kontolnya ditekan masuk
kedalam nonokku, aku melenguh "sshh maass", karena kurasakan kontolnya
menyentuh bagian nonokku yang paling dalam. Karena lenguhanku, dia
semakin terangsang dan gerakan kontolnya keluar masuk nonokku semakin
cepat. Aku semakin keras berteriak2, serta gerakan pinggulku semakin
cepat juga. Dia semakin mempercepat gerakan kontolnya keluar masuk
nonokku. Aku melepaskan jepitan kakiku di pinggangnya dan mengangkatnya
lebar2, dan posisi ini mempermudah gerakan kontolnya keluar masuk
nonokku dan terasa kontolnya masuk lebih dalam lagi. Tidak lama kemudian
kurasakan rasa nikmat yang menggebu2, kupeluk dia semakin kencang dan
akhirnya "ayo mass, Ines mau keluar maas". "Tunggu Nes, kita sama sama",
sahutnya sambil mempercepat lagi gerakan kontolnya. "Aduhh maas, Ines
nggak tahaan, maaas, ayoo sekarang", sambil melingkarkan kembali kakiku
di punggungnya kuat2. "Nes, aku jugaa", dan terasa creeeeeeet…creeeeeet…
crrreeettt..pejunya muncrat keluar dari kontolnya dan tumpah didalam
nonokku. Terasa dia menekan kuat2 kontolnya ke nonokku. Dengan nafas
yang terengah engah dan badannya penuh dengan keringat, dia terkapar
diatasku dengan kontolnya masih tetap ada didalam nonokku. Setelah
nafasku agak teratur, kukatakan didekat telinganya "Mas, terima kasih
ya. Ines puas banget barusan," sambil kukecup telinganya. Dia tidak
menjawab atau berkata apapun dan hanya menciumi wajahku. Setelah diam
beberapa lama lalu aku diajaknya membersihkan badan di kamar mandi dan
terus tidur sambil berpelukan.
Paginya aku terbangun kesiangan. Mungkin karena cape dientot aku
tidur dengan pulas. Ketika terbangun dia sudah tidak ada disebelahku.
Aku ke kemar mandi, membasuh muka dan sikat gigi, kemudian dengan
bertelanjang bulat aku keluar kamar. Mas Budi sedang ngobrol dengan mas
Adi dan Santi. Aku segera masuk ke kamar lagi, walaupun mas Adi sempat
ternganga melihat kemolekan badanku yang telanjang. Aku mengenakan
kimono punya mas Budi, sehingga kebesaran. Aku bergabung dengan mereka
dimeja makan. Aku mengambil roti dan membuat kopi, yang lainnya
kelihatannya sudah selesai sarapan. Mereka menemaniku sarapan sambil
ngobrol santai. Kayanya Santi centil banget ngobrolnya dengan mas Budi.
Setelah aku selesai sarapan, mas Adi mengajak berenang. Segera aku
mengenakan daleman bikiniku. Mas Adi makin menganga melihat jembutku
yang nongol dari balik CD minimku. "Nes, jembutnya lebat sekali",
katanya. "Suka kan mas ngeliatnya", jawabku. "Jembut Santi juga pasti
lebat, lebih lebat dari jembutku". Santi sudah memakai bikininya juga.
toketnya yang montok tidak tertutup oleh bra bikininya yang kekecilan,
dan jembutnya benar lebih lebat dari jembutku, nongol dari samping dan
atas CD bikininya yang sangat minim, lebih minim dari CDku. Mas Budi
kayanya napsu banget lihat bodinya Santi. Aku mengerti sekarang
skenarionya, kayanya mas Budi mau ngentot dengan Santi dan aku akan
dientot mas Adi. Kulihat mas Adi menelan ludahnya memandangi bodiku. Mas
Budi hanya memakai celana pendek dan kelihatan sekali kontol besarnya
sudah ngaceng dengan keras. Mas Adi melepaskan pakaiannya sehingga hanya
mengenakan CD saja. kontolnya juga sudah ngaceng, kelihatannya besar
juga walaupun tidak sebesar kontol mas Budi. Kami menuju ke kolam renang
di kebun belakang. Ada 2 dipan, dan letaknya berjauhan, di masing2 sisi
kolam. Aku memilih salah satu dipan. Mas Budi sudah mulai menggeluti
Santi di dipan satunya. mas Adi duduk disebelahku yang sudah berbaring
di dipan. Dia mulai mengelus2 pundakku. Aku tau, dia pasti sudah napsu
sekali. Segera saja kuelus2 kontol mas Adi dari luar CDnya, kemudian
kuremas perlahan. "Kontol mas besar juga ya", kataku sambil makin keras
meremas kontolnya. Tanganku menyusup kedalam CDnya dan langsung
mengocok2 kontolnya. ngacengnya sudah keras banget. "Aku lepas ya CD
nya", kataku sambil memelorotkan CDnya. Kontolnya yang lumayan besar
langsung ngacung keatas. Aku udah gak sabar pengen merasakan kontolnya
keluar masuk nonokku. Aku duduk dan memeluknya serta mencium bibirnya.
Mas Adi langsung memelukku kembali, bibirnya pun menghisap2 bibirku
sedang tangannya mulai meremas2 toketku yang sudah mengeras. Tangannya
nyelip kedalam bra ku dan memlintir pentilku yang juga sudah mengeras.
"Nes sudah napsu ya, pentilnya sudah keras. Nonoknya pasti udah basah ya
Nes", katanya lagi. Sepertinya dia sudah pengalaman juga dalam urusan
perngentotan. Aku mulai menyentuh dan mengelus kontolnya "ya, pegang
Nes" desisnya. Mas Adi sekarang yang berbaring sedang aku menelungkup
diatasnya. Kontolnya mulai kujilat, kukocok sambil meremas biji
pelernya. "Aku isep ya kontol mas, gede juga" kataku sambil menurunkan
kepalaku dan memasukkan kontolnya ke mulutku. "Ohh sshh, nikmat banget
Nes" erangnya. Aku menjilati kepala kontolnya, kuisep sambil terus
kukocok2. Sesekali kumasukan semua kedalam mulutku sambil kukenyot.
"Oohh, enak banget Nes" teriaknya keenakan. Aku berhenti menghisap
kontolnya tapi terus kukocok2."Isep lagi Nes, isep lagi, enak banget"
katanya. Kembali kontolnya kukocok sambil kupelintir pelan. "sshh, ohh,
eennaakk bbannggett Nes. enak banget, terus Nes" desisnya. Aku terus
melakukan aktivitas tanganku. "Nes isep lagi donngg.. jangan pake tangan
aja..ayo donk Nes" pintanya memohon. Aku hanya tersenyum dan mulai
menghisap lagi. Kali ini benar benar hot isapanku, kepalaku bergoyang
kekiri kanan dan naik turun berkali kali sementara tanganku terus
mengocok dan memutar batang kontolnya. "Nes aku mau keluarr nih"
katanya. Badannya mulai menegang. Aku terus menghisap kontolnya sambil
terus memutar dan mengocok batang kontolnya yang makin menegang keras.
"Terus Nes, isep terus" jeritnya. Aku terus menghisap kontolnya dan
akhirnya "ccrreett.. ccrreett.. ccrreett..", pejunya muncrat dimulutku.
kontolnya terus kuhisap. Terasa dia ngecret 5 kali didalam
mulutku. pejunya kuludahkan dan kubersihkan mulutku yang belepotan
sisa pejunya. Dia duduk disebelahku dan mencium pipiku "Makasih ya Nes,
enak banget deh" katanya sambil mencium pipiku lagi. "Ya udah mas
istirahat dulu, Ines mau ambil minum dulu, mas mau minum apa?" tanyaku
sambil menuju dapur. "Apa aja deh, nanti juga aku minum" jawabnya. Aku
kembali dengan dua gelas minuman dan sebotol besar air mineral. Aku dan
dia minum sambil nonton mas Budi yang sudah mulai ngentotin Santi.
terdengar Santi teriak2 keenakan ketika kontol besar mas Budi keluar
masuk mengejot nonoknya. Mas Adi memeluk pinggangku serta mencium
leherku. "Sshh" aku mendesis. Tangannya meraba toketku, diremasnya
pelan. Aku terangsang, yang sudah mulai berkobar sejak aku ngisep
kontolnya, "Diremes2 dong mas, masa diraba doang sih" aku mulai
mengerang.
Aku ditelentangkannya, bibirku dilumatnya. Aku balas mencium dengan
penuh napsu. kontolnya kuelus dan kukocok lagi, ternyata sudah ngaceng
lagi. Dia terus meremas toketku dan mulai
menjilati leherku lalu turun dan terus turun mencium belahan dadaku.
"teruuss, buka braku mas, bbuukkaa!" kataku setengah berteriak. Dia
terus turun menciumi badanku, dia menciumi nonokku dari balik CDku yang
sudah basah karena lendir yang keluar dari nonokku. "aayyoo mas buka!"
teriakku. Tapi dia terus menjilati kaki kiri dan pindah ke kaki kanan.
Kembali dia mencium bibirku. Aku membalas ciumannya dengan penuh napsu.
Dia menjilati telingaku. Pintar juga dia
merangsang napsuku. toketku kembali diremas2nya. Tangan satunya
terus menggosok itilku dari balik CDku. "Buka donk, sshh, Ines udah ngga
tahan nih" desahku. Dia terus saja meraba, menjilat serta mencium toket
serta nonokku. "Mas jahil ya" kataku sambil mencium bibirnya dengan
hot. Kontolnya mulai ku remas dan kukocok. "Isep Nes. aku pengen diisep
lagi" katanya sambil sedikit menarik kepalaku mendekati kontolnya. Aku
terus mengocok sementara mulut dan lidahku terus menghisap dan menjilat
kontolnya. Dia tidak tahan lagi, segera aku ditelentangkannya, sambil
mencium leher dan pundakku. toketku diremasnya dan tangan satunya meraba
nonokku. "Ngentot yuk. Ines udah ngga tahan lagi" desisku. Dia menarik
ikatan braku dan juga CDku. toketku langsung diisepnya "iisseepp
pentilnya, maas" desahku. Kemudian tanganku mendorong kepalanya kebawah
"Jilat nonok Ines mas" desahku keenakkan karena dia sudah menjilati
itilku dan menumpangkan kaki kiriku kepundaknya. Dia terus menjilati
nonokku dan memasukan lidahnya dalam-dalam. "tteerruuss mas, yang dalem.
Oohh Ines uuddaahh mmauu klluuaarr nniihh" jeritku sambil terus menekan
kepalanya. Dia terus menghisap dan menjilati nonokku. "Ines nyampe,
isep tteerruuss nonok Ines" aku bergetar dan menggelinjang menikmati
jilatan-jilatan lidahnya di nonokku.
Dia dan menaiki aku.. tangannya memegang kontolnya dan mengarahkan
ke nonokku. Ditekannya masuk. "kontol mas enak banget sih. Oohh, entotin
Ines mas " jeritku keenakan. Dia meremas pantatku dan tangannya yang
satu lagi meremas toketku. Sebentar saja dienjot aku merasa sudah mau
nyampe. "Ines udah mau nyampe, yang keras dong ngenjotnya, mas", kataku.
Mas Adi mencabut kontolnya, aku disuruhnya nungging dan kontolnya
kembali disodokkan ke dalam nonokku dengan keras, langsung ambles
semuanya. Nikmat sekali rasanya. Kembali dia mengenjotkan kontolnya dari
belakang keluar masuk nonokku dengan keras. Berulang kali dia mengenjot
kontolnya sehingga mentok di nonokku. "Nes. aku mau ngecret" jeritnya.
"Bareng ya mas, Ines keluar", aku menjerit panjang sementara dia makin
memperkeras enjotannya. Akhirnya "Nes, aku mau ngecret", jeritnya dan
pejunya kembali muncrat, kali ini membanjiri nonokku. Aku telungkup dan
dia menindihku. Lemes juga dientot pagi2 begini. Dia telentang, aku
juga.
Sambil berbaring aku menoleh ke arah mas Budi, sepertinya mas Budi
belum tuntas ngentotnya, gak tau kalo Santi udah nyampe atau belum. Mas
Budi sepertinya mau mulai menancapkan lagi kontol besarnya ke nonok
Santi yang terkapar di dipan. Dia meraba nonoknya dan sepertinya
memainkan itilnya. Santi berdesah gak karuan "Mas, jilat mas!" Mas Budi
kemudian menjilat dan pastinya mengulum itilnya. Santi ditunggingkan dan
mas Budi berlutut di belakangnya dan menggesekkan kontolnya ke nonok
Santi."Mmaassuukkiinn mmaass", jeritnya saat kontol mas Budi masuk ke
nonoknya yang sudah basah."teruss mas teruss, entotin Santi terus". Mas
Budi menggenjot Santi dengan ritme teratur. Setelah beberapa lama dengan
doggy style "Santi nyampe mas", jeritnya keenakan. Santi kemudian
ditelentangkan dan mas Budi mengangkat kedua kakinya dan ditaruh
dipundaknya. Dia kembali kontolnya dan menggenjot Santi lagi. Santi
kembali mendesah2. Mas Budi meremas toketnya yang montok dan Santi terus
mendesah "Mas nikmat banget mas, terus enjot yang keras mas, aah",
jeritnya lagi, rupanya Santi kembali nyampe. Cepet banget, pikirku.
"Mas, nikmat banget ya ngentot sama mas, mana mas kuat banget
ngentotnya. Santi sudah berkali2 nyampe, mas belum ngecret juga", kata
Santi sambil terengah2.
Mas Budi mencabut kontolnya yang masih keras dan menghampiriku,
kayanya dia pengen ngecret dinonokku. Benar saja, aku yang sedang
ditelentang langsung dinaikinya. Dia mengesek-gesekan kontolnya di
nonokku, langsung saja napsuku bangkit lagi "masukin mas, mmaasuukiin
dong" desahku berulang kali. Dia membalikkan tubuhku dan sehingga aku
tengkurap. Perut bawahku diganjang bantal yang ada di dipan, kakiku
direnggangkannya dan dia langsung menusukkan kontolnya ke nonokku. "aahh
mas, eennaakk bbaannggeett" desahku. Dia menggenjotnya semakin cepat.
Karena napsuku sudah bangkit sejak aku nonton mas Budi ngentotin Santi,
aku merasakan sudah akan nyampe. Dia terus memompa kontolnya keluar
masuk nonokku dengan cepat dan keras. "Terus mas, entot Ines yang keras
mas, ach" desisku. Akhirnya aku nggak tahan lagi dan "Mas, Ines nyampee,
aahh", jeritku, badanku sampe bergetar saking nikmatnya. Dia masih saja
menggenjot nonokku beberapa lamu, dan akhirnya , "Aahh, aku ngecret
Nes". Terasa sekali semburan pejunya beberapa kali dinonokku. Nikmat
sekali rasanya. Mas Budi mengajakku masuk ke vilanya. "Mas, kok mas
ngecretnya nggak di nonok Santi", tanyaku. "Yang pertama udah di
nonoknya, jadi yang kedua aku ngecretin aja di nonok kamu", jawabnya.
"Sekarang mau ngapain mas?" tanyaku. "istirahat sebentar ya, nanti kita
main lagi", jawabnya sambil berbaring di sofa. Luar biasa staminanya,
seperti gak ada puasnya. Aku mengambilkan minuman untuknya dan duduk
diubin disebelah sofa. Dia membelai2 rambutku, terus mengusap2
punggungku. Aku hanya menyenderkan kepalaku di dadanya, romantis sekali
rasanya.
Sementara itu mas Adi dan Santi sudah menghilang, entah kemana. Tak
lama l\kemudian mas Adi keluar dan memberitahu bahwa makan siang sudah
siap. Rupanya dia mempersiapkan makan siang. Lauknya sate kambing dan
ada 4 botol minuman energi. Ada 4 gelas es batu juga. "Wah mas, hot
banget makanan dan minumannya", kataku. "Iya Nes, kan kita masih punya
setengah hari lagi, biar kuat", jawab mas Adi. Kami segera menyantap
makanan itu. Selesai makan, kita santai sejenak. Mas Adi sepertinya
masih mau menikmati empotan memekku, mulai melancarkan aksinya.
Sementara itu mas Budi membawa Santi ke kamar.
Mas Adi duduk di sofa dan mengajakku duduk disebelahnya. Kemudian
diciumnya bibirku, aku membalas ciumannya dan menjulurkan lidahku ke
dalam mulutnya. Dia mengemut lidahku dan tangannya sudah mulai meremas2
toketku, pentilku diplintir2nya. Diperlakukan seperti itu napsuku
bangkit kembali, aku heran juga kenapa napsuku kali ini cepat sekali
timbul. Pentilku diemutnya, " Mass terruss emut pentil Ines maasss,
enak". Aku segera menyambar kontolnya, kuremas2, kukocok2 sampai
akhirnya menegang lagi. "Mas, terusin diranjang yuk", kataku sambil
bangun. Dia tidak membawaku ke kamar tapi menelentangkan aku di meja
makan. "Buat variasi ya Nes", katanya sambil mulai mengelus itilku.
Pahaku otomatis mengangkang dan diletakkan dipundaknya ketika itilku
dikilik2 dengan jarinya. nonokku mulai basah lagi. "Mas, kalau gini
terus Ines rasanya mau pingsan kenikmatan". Kemudian dia mulai menjilati
nonokku. Dia tau kalo aku dijilat nonoknya pasti napsuku lebih
berkobar2 lagi. "aduhhh aku nggak kuat, masss, masukkin mas". Aku
mengangkat kakiku dan mengangkang lebar2. Dia segera mengamblaskan
kontolnya ke nonokku. Nonokku berkedut2 ketika kemasukan kontolnya yang
besar keras itu. "Enjot yang keras mas", teriakku lagi. "Nes, nonok kamu
ngempotnya kenceng banget, enak banget Nes", katanya sambil memompa
kontolnya keluar masuk nonokku, makin lama makin cepat. Akupun semakin
aktif memutar-mutar pinggulku mengiringi keluar masuknya kontolnya di
nonokku, kutekan pantatnya dengan kakiku yang melingkari pinggangnya
dengan keras hingga kontolnya rasanya masuk semakin dalam dinonokku.
"Enak mas", lenguhku lagi. Dia terus mengenjot sambil meremas toketku,
sesekali dia mengemut pentilku. Nggak tau berapa lama dia mengentotiku,
sampai akhirnya "Maas" jeritku sambil menjepitkan pahaku kuat2.
kontolnya terus disodokan makin cepat dan akhirnya..Crot.. croot..
croot.. Terasa sekali muncratnya pejunya dinonokku. "Nikmat sekali mas".
Selesai permainan hot itu, aku menuju ke kamar mandi dan
membersihkan diri dibawah shower. Tiba2 ada tangan yang memelukku,
ternyata mas Budi. Dibawah shower kita saling berpelukan, saling
menyabuni. toket dan kontol menjadi sasaran, mulanya dielus, akhirnya
diremes2. Kontolnya keras lagi karena terus saja kuremas dan kukocok.
Dia duduk diatas toilet, kontolnya sydah tegak mengacung keras. Aku
duduk membelakanginya, kaki kukangkangkan dan mengarahkan kontolnya ke
nonokku. Terasa sekali, perlahan kontolnya mulai lagi menyesaki nonokku.
Dia menyodokkan kontolnya dari bawah keluar masuk nonokku. "Mas, enjot
yang cepet mas", rintihku saking nikmatnya. Pinggulku kugoyang dengan
liar mengiringi keluar masuknya kontolnya di nonokku. Dia meremas2
toketku sambil menarik tubuhku kebelakang. Dia mencium bibirku dan aku
membalas ciumannya. Cukup lama dia menyodok nonokku pada posisi itu
sampai akhirnya dengan sodokan yang lebih cepat dan keras dia ngecret di
nonokku. Akupun nyampe bersamaan dengan muncratnya pejunya. "Sst mas"
jeritku dan dia memeluk aku dengan erat. Hingga beberapa saat dia masih
memelukku, aku menikmati sensasi itu dengan berciuman lembut. "Trim's ya
mas, mas sudah membawa Ines ke surga kenikmatan, luar biasa weekend
kali ini. Kapan2 Ines dientot lagi ya mas", kataku. "Tentu saja Nes, aku
juga merasa nikmat sekali ngentotin kamu. Nonok kamu jauh lebih nikmat
dari nonoknya Santi, mana empotannya hebat lagi", katanya memujiku. "Adi
juga bilang lebih nikmat ngentotin kamu, kayanya Adi mau ngentotin kamu
lagi deh kapan2. Aku jadi punya saingan". "Kenapa saingan mas, Ines mau
kok ngelayani mas berdua sekaligus. Ines pasti nikmat banget kalo
diantri begitu", jawabku. Mas Budi sambil tersenyum "Hebat kamu Nes,
pinter banget muasin cowok". Selesailah sensasi kenikmatan tukar
pasangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar