Siang itu entah kenapa, Ustazah Dila yang tertidur setelah menyusui
Andra, anaknya yang baru berumur satu tahun di kamarnya sepertinya
mendengar suara aneh dari ruang tamu. Ia segera bangun merapikan jilbab
putih dan pakaian dinas PNS-nya yang berwarna coklat muda belum sempat
diganti ketika pulang mengajar kemudian mengintip apa yang terjadi.
Dengan membuka tirai kamarnya sedikit ia dapat melihat ke ruang tamu
yang berada di depan kamarnya. Rupanya di ruang tamu ada seseorang
bertopeng yang sedang berusaha masuk ke rumahnya melalui jendela depan.
Pasti orang itu ingin merampok, pikir Ustazah Dila melintas dalam
otaknya. Ia segera menyambar tas kerjanya dan mencari handphonenya, tapi
ia terkejut ketika mengetahui handphonenya mati karena waktu pulang
dari SD tempatnya mengajar ia berencana meng-charge-nya di rumah. nya
lagi ia lupa mengunci kamarnya, ketika ia mendekat ke pintu kamar untuk
menguncinya, daun pintu sudah dibuka dari luar. Sekarang di depan
pintunya telah berdiri seseorang bertopeng yang menggenggam pisau dan
bersiap mengancamnya. “Jangan bergerak atau kau dan anakmu ku
bunuh!!”gertak si perampok. “Jangan sakiti anakku, ambil saja apa yang
benda yang kamu mau, tapi jangan sakiti anakku”, seru Ustazah Dila gugup
dengan wajah ketakutan. Ia segera mengendong Andra yang masih tertidur
ke dalam dekapannya. 'Kalau mau selamat turuti kata-kataku' kata si
perampok. 'Taruh saja anakmu di kasur, kau ikut aku' lanjut si perampok.
Dengan ketakutan Ustazah Dila menuruti perintah si perampok, ia kembali
menaruh anaknya kembali di tempat tidur, sepertinya anak tersebut tidak
terganggu dengan suasana rumahnya yang mencekam. Jantung Ustazah Dila
terasa berdebar-debar menghadapi situasi yang menegangkan itu. Tiba-tiba
si perampok menariknya keluar kamar tidur lalu membawanya menuju ruang
tamu kemudian melemparkan tubuh Ustazah Dila ke sofa. Ustazah Dila yang
tidak dapat berjalan cepat karena rok panjang yang dikenakannya semata
kaki akhirnya terjerembab ke sofa. Perampok itu menarik jilbabnya
sehingga wajah Ustazah Dila mendekat ke mukanya. 'Jangan macam-macam
kalau mau selamat' gertak si perampok. Tak terasa karena menahan
ketakutan yang sangat air mata Ustazah Dila yang sejak tadi berkaca-kaca
mulai membasahi pipinya, wajahnya yang cantik di usia 26 tahun itu
menunjukkan ketakutan yang amat sangat. Perampok itu kemudian menyumpal
mulut Ustazah Dila dengan taplak dan mengikat tangan dan kakinya dengan
tali yang dibawanya. Dalam keadaan terikat tubuh Ustazah Dila di
masukkan ke dalam kamar tamu lalu dikunci. Dari dalam kamar tamu itu
Ustazah Dila dapat mendengar perampok itu seperti mencari sesuatu di
rumahnya. Terlihat beberapa kali bayangan perampok itu mondar-mandir di
depan pintu kamar tamu.Pikiran Ustazah Dila berkecamuk memikirkan apa
yang akan Ustazah Dilakukan perampok dengan dirinya dan anaknya.
Ia
sudah memasrahkan bila harta bendanya di ambil perampok itu. Tak lama
kemudian pintu kamar tamu terbuka, si perampok masuk dengan membawa
segelas air. 'Minum sampai habis' perintah perampok itu sambil membuka
sumpalan mulut Ustazah Dila. “Apa ini?”, tanya Ustazah Dila,
“Minum!!!...Abisin!!!”, hardik si perampok. Karena takut Ustazah Dila
akhirnya terpaksa meminum air di dalam gelas itu sampai habis. Ia memang
merasa haus ketika dikurung di dalam kamar tamu. Entah air apa itu,
rasanya seperti mencekik tenggorokannya, dan membuat kepala pusing.
Ustazah Dila pun tak sadarkan diri.
Ustazah Dila terbangun dan
mendapati dirinya berada di atas kasur dan kaki tangannya sudah bebas
dari ikatan. Ia pun segera berlari ke kamarnya, di dalam kamar ia
melihat anaknya masih tidur dengan nyenyaknya. Pikirannya bingung dengan
keadaan ini, ia segera membuka lemari tempat ia menyimpan perhiasan, ia
terkejut melihat perhiasannya masih ada di tempatnya dan dalam keadaan
utuh. Apakah tadi ia benar-benar di rampok atau ia hanya tertidur di
kamar tamu, otaknya menjadi pusing memikirkan banyak hal sekaligus.
Setelah berusaha menenangkan dirinya Ustazah Dila pun berniat keluar
rumah sambil membawa anaknya. Tapi langkahnya urung ketika dari sudut
matanya ia melihat sesosok bayangan di belakangnya. Ternyata bayangan
itu adalah si perampok. Perampok itu menarik jilbab Ustazah Dila
sehingga kepalanya tertarik kebelakang. Belum sempat Ustazah Dila
menyeimbangkan posisi berdirinya yang agak susah karena roknya yang
panjang semata kaki, tiba-tiba ia merasakan mulutnya dibekap dengan
sangat kencang sehingga ia kesulitan bernapas. "Diam, atau kamu mati!"
Ustazah Dila tidak dapat berbuat apa-apa selain mematuhi perintah itu.
Perampok itu kembali membawa Ustazah Dila ke kamar tamu lalu
mendudukkannya di kursi. Perampok itu mendekat dan mulai melepaskan
kancing baju dinas PNS berwarna coklat muda itu sehingga bagian depan
tubuh Ustazah Dila terbuka dan memperlihatkan buah dada
berukuran32B.Sejenak perampok itu memandangi buah dada Ustazah Dila yang
tertutup oleh BH putih berenda. Perampok itu meraba-raba buah dada
Ustazah Dila yang masih tertutup BH itu, tangan kasarnya segera dapat
menemukan kedua puting susu dan menariknya dengan sangat kuat. Ustazah
Dila menjerit kecil ketika merasakan sakit pada puting susunya.
Kepalanya yang ditutupi jilbab bergerak menggeleng tak karuan
melampiaskan kesakitannya.
Tapi apa lacur? Perlahan-lahan Ustazah
Dila merasakan sakit pada puting susunya berkurang dan ia merasakan
perasaan aneh dari dalam dirinya. Didalam pikirannya Ustazah Dila merasa
melayang-layang dan merasakan suatu hal yang sangat indah. Hatinya juga
merasakan sesuatu hal yang indah dan merasa berbunga-bunga. Tanpa
Ustazah Dila sadari ia tersenyum kepada si perampok. Perampok itu
membalas senyuman Ustazah Dila, karena ia tahu bahwa obat perangsang
berisikan mantra pelet yang sangat kuat yang ia minumkan kepada Titi
telah bereaksi. Perampok itu kemudian mendekat dan membelai-belai jilbab
Ustazah Dila. Karena pengaruh obat perangsang berisikan pelet tersebut
Ustazah Dila lupa bahwa ia merupakan korban perampokan, dan sebentar
lagi akan menjadi korban pemerkosaan, akal dan pikirannya telah mati dan
remasan serta jepitan perampok pada puting susunya telah membangkitkan
nafsunya ya..birahinya telah keluar dengan sangat menggebu-gebu, lupa
bahwa ia seorang guru pada sebuah sekolah dasar negeri, bahwa ia seorang
perempuan yang berjilbab. Ustazah Dila sudah tak kuasa lagi menahan
birahinya yang meledak-ledak ingin dipuaskan. Dengan napas memburu penuh
nafsu Ustazah Dila mendekatkan wajahnya ke arah si perampok ketika
jilbabnya ditarik ke atas.Ketika si perampok menarik jilbabnya lebih
mendekat bibirnya segera mencium bibir Ustazah Dila yang merekah menahan
birahi, Ustazah Dila membalas ciuman si perampok, dia tidak bisa
menahan gelombang birahi yang menerpanya, terlebih saat itu tangan
perampok sedang menggerayangi segenap penjuru tubuhnya. Kedua telapak
tangan perampok itu berhenti di pantat Ustazah Dila dan masing-masing
mencaplok satu sisi. Diremasnya kedua bongkah bokong itu dari luar rok
panjang semata kaki berwarna coklat muda itu. Bentuknya padat berisi dan
bulat indah karena memang berasal dari kalangan berada, Ustazah Dila
merawat benar tubuhnya dengan senam dan diet. Ciuman perampok makin
merambat turun ke leher jenjangnya setelah melampirkan jilbab putih
Ustazah Dila ke belakang lalu dia membungkukkan badan agar bisa menciumi
payudara Ustazah Dila yang BHnya telah dilepaskan. Ustazah Dila sudah
tidak bisa menahan diri lagi, birahi telah membuyarkan akal sehatnya.
Dijilatinya dengan liar hingga permukaan payudara itu basah oleh
ludahnya, terkadang dia juga menggigiti putingnya memberikan sensasi
tersendiri bagi Ustazah Dila. Tangan satunya turun meraba-raba rok
panjang semata kaki korbannya dan berusaha menurunkan resletingnya.
Ustazah Dila seperti mengerti kemauan si perampok, ia kemudian berdiri
dan membuka resleting yang berada dibelakang roknya diikuti rok
dalemannya dan tak lama kemudian terpangpanglah paha dan kaki mulusnya,
kemaluannya masih ditutupi oleh CD putih berenda.
Kemudian si
perampok membuka resulting celananya dan menyembullah penis yang sudah
mengeras itu di depan wajah Ustazah Dila. Matanya melotot melihat
penisnya yang hitam berurat dengan ujungnya disunat menyerupai jamur
serta jauh lebih besar daripada milik suaminya. “Gede kan Sayang, pasti
punya suamimu ga segede gini kan !” katanya dengan bangga memamerkan
senjatanya itu. “Nah, ayo sekarang servisnya
mana !”. Ustazah Dila
tersenyum memandangi penis si perampok lalu dengan tangan dia mulai
meraih penis itu dan mengocoknya pelan. Si perampok menarik jilbab
Ustazah Dila
agar wajahnya mendekat ke penis perampok. “Servis mulutnya mana Sayang, masa cuma tangan doang sih !” suruhnya tak sabar.
Kembali
Ustazah Dila tersenyum, pelan-pelan memajukan wajahnya sambil memandang
penis perampok, dia melanjutkan kocokannya sambil menyapukan lidahnya
pada kepala penis itu dengan ragu-ragu, karena Ustazah Dila belum tahu
caranya melakukan oral sex seperti keinginan si perampok, sehingga
perampok pun menjadi gusar. "Heh, apa-apaan sih, disuruh pake mulut
malah cuma pake lidah disentil-sentil gitu !” bentaknya “gini nih yang
namanya pake mulut !”, seraya menjambak jilbab Ustazah Dila dan
menjejalkan penisnya ke dalam mulutnya.
“Mmmhhppphh…!!” hanya itu
yang keluar dari mulut Ustazah Dila yang telah dijejali penis. Mulutnya
yang mungil itu membuatnya tidak bisa menampung seluruh batang itu.
Nampak ia sangat menikmati sex gaya barunya.“Ayo, yang bener nyepongnya,
nah kaya' gitu, kamu cepat belajar Say, pantes murid-murid kamu cepat
pintarnya diajarin kamu”. Perampok mendesah merasakan belaian lidah
Ustazah Dila pada penisnya serta kehangatan yang diberikan oleh ludah
dan mulutnya.
“Uuhhh…gitu dong Say, enak…mmmm !” gumamnya sambil
memegangi kepala Ustazah Dila yang masih dibalut jilbabnya dan
memaju-mundurkan pinggulnya. Ustazah Dila merasakan wajahnya makin
tertekan ke selangkangan dan buah pelir perampok yang berbulu lebat itu,
penis di dalam mulutnya semakin berdenyut-denyut dan sesekali menyentuh
kerongkongannya. Sekitar sepuluh menit lamanya dia harus melakukan hal
itu, sampai perampok menekan kepalanya sambil melenguh panjang.
“Ooohh…keluar
nih Say, isep…isep...jangan dimuntahin, sekalian bersihin peju di
penisku!” perintahnya dengan nafas memburu. Cairan putih kental itu
menyembur deras di dalam mulutnya dan mau tidak mau, Ustazah Dila harus
menelannya, rasanya yang asin dan kental itu membuatnya hampir muntah
sehingga tersedak. Beberapa saat kemudian barulah semprotannya melemah
dan berhenti. Ustazah Dila langsung terbatuk-batuk begitu perampok
mencabut penis itu dari mulutnya. Nafasnya terengah-engah
mencari
udara segar, Ustazah Dila baru saja lulus dalam ujian blow job
pertamanya. Si perampok terus saja menahan memegangi jilbab Ustazah Dila
agar wajahnya tetap di depan penisnya
“Sudah…cukup Sayang...” Ustazah Dila menggoda si perampok.
“Cukup
apanya Say, baru juga pemanasannya, pokoknya dijamin puas deh!” ujar
perampok sambil berjongkok di depannya, tangannya meraih ujung seragam
coklat muda PNS Ustazah Dila seraya hendak menyingkapnya.
“Jangan
cepat-cepat Say...” ucapnya mengiba sambil mengerdipkan matanya ke arah
perampok yang akan menaikkan baju dinasnya. Tangan si perampok
menyingkapkan baju dinas yang Ustazah Dila kenakan, kemudian melepaskan
baju itu dari pemiliknya. Tinggallah Ustazah Dila hanya mengenakan
jilbab putihnya seluruh pakaiannya telah dilucuti, keringat masih
membasahi kulit putihnya yang tak terlindungi lagi.Kini mulut perampok
dengan rakus menjilat dan menyedot puting Ustazah Dila yang merah dadu
itu, setelah beberapa saat tangannya yang menggerayangi payudara yang
lain mulai turun ke bawah mengelus paha mulusnya lalu menjejahi
kemulusan paha dalam Ustazah Dila sebelum akhirnya menjamah
selangkangannya yang tertutupi rambut yang tercukur rapi.
Ustazah
Dila terlihat senang menerima perlakuan itu, dia mendesah saat tangan
itu mulai meraba-raba kemaluannya dari luar. Rasa geli membuatnya
mengatupkan kedua belah pahanya sehingga tangan perampok terjepit
diantara kemulusan kulitnya. Hal ini membuatnya semakin bernafsu, dia
mulai menyusupkan jari-jarinya melalui pinggiran vagina dan menyentuh
bibir vaginanya yang telah becek. “Hehehe…asik-asik aja yach dientot”
ejeknya sambil nyengir lebar ketika merasakan daerah kewanitaan Ustazah
Dila yang basah itu. Ustazah Dila hanya mengangguk-anggukkan kepala yang
masih ditutupi jilbab putih.
“Buka kakinya Say !” perintahnya pada
Ustazah Dila sambil mengelus-elus jilbabnya karena keasikan di oral
Ustazah Dila merapatkan pahanya. “Ayo buka … !” katanya lagi dengan
lebih keras.
Dengan perlahan-lahan, Ustazah Dila mulai membuka
pahanya dan memperlihatkan kemaluannya yang berbulu cukup lebat tapi
tertata rapi kepada perampok yang berjongkok di depannya. Dia menggigit
bibir dan memejamkan mata, tak pernah terbayang olehnya akan melakukan
hal ini di depan lelaki seperti itu.
“Wah…ternyata kamu nggak
cakep mukanya aja, memeknya juga !” katanya sambil menatapi daerah
pribadi itu dan mengelusnya. Tak lama kemudian perampok pun melumat
vaginanya dengan ganas, diserangnya setiap sudut vagina itu mulai dari
bibir hingga klitorisnya disertai gigitan-gigitan kecil,
tangan kanannya meraih payudaranya dan meremasinya, sedangkan yang kiri
menelusuri
kemulusan pahanya. “Uh…ah...uhh…ah, ahhh… !” desah PNS berjilbab putih
itu dengan tubuh menggeliat-geliat menahan rasa geli yang bercampur
nikmat luar biasa itu, suatu perasaan yang tidak bisa ditahan-tahannya
lagi.
Tubuh Ustazah Dila telah basah oleh keringat, wajahnya yang
memerah tampak makin menarik dan serasi dengan jilbab putih yang
dikenakannya dan nafasnya makin memburu. Mendadak dia merasakan bulu
kuduknya merinding semua, secara reflek dia merapatkan kedua pahanya
mengapit kepala perampok karena sebuah sensasi dahsyat, ternyata
perampok membenamkan lidahnya pada bagian yang lebih dalam dari
vaginanya, dia merasakan dinding vaginanya menjepit lidah si perampok.
Selain itu dia juga merasakan putingnya makin mengeras karena terus
dipilin dan dipencet-pencet oleh perampok. Air susunya pun tak
henti-hentinya diisapi si perampok. Puas
bermain-main dengan vagina itu, si perampok mengangkat tubuh Ustazah Dila bangkit berdiri, kini posisi mereka berhadap-hadapan.
Sesaat
kemudian,sang perampok mulai membenamkan penisnya kedalam penis
perempuan berjilbab itu seraya menggoyangkan pinggulnya, mula-mula
gerakannya perlahan, tapi makin lama kecepatannya makin meningkat.
Ustazah Dila benar-benar tidak kuasa menahan erangan setiap kali penis
perampok menghujam ke dalam vaginanya, gesekan demi gesekan yang timbul
dari gesekan alat kelamin mereka menimbulkan rasa nikmat yang menjalari
seluruh tubuh Ustazah Dila sehingga matanya membeliak-beliak dan
mulutnya mengap-mengap mengeluarkan rintihan. Perampok lalu mengangkat
paha kirinya sepinggang agar bisa mengelusi paha dan pantat Ustazah Dila
sambil terus menggenjot perempuan berjilbab itu.
Menit demi
menit berlalu, perampok masih bersemangat menggenjot Ustazah Dila.
Sementara Ustazah Dila sendiri kini sudah tidak terlihat sebagai
seseorang yang sedang diperkosa lagi, melainkan nampak hanyut menikmati
ulah si perampok. Kemudian tanpa melepas penisnya, dia mengangkat paha
Ustazah Dila yang satunya dan digendongnya menuju kursi meja rias dimana
dia mendaratkan pantatnya. Anehnya, tanpa disuruh, Ustazah Dila memacu
dan menggoyangkan pinggulnya pada pangkuan perampok karena kini bukan
lagi pikiran dan perasaannya yang bekerja melainkan naluri seksnya.
Ketika memandang ke depan, dilihatnya wajah perampok yang masih tertutup
topeng itu sedang menatapnya dengan takjub. Dengan posisi demikian, si
perampok dapat mengenyot payudara Ustazah Dila sambil menikmati goyangan
pinggulnya. Kedua tangannya meraih sepasang gunung kembar itu, mulutnya
lalu mencium dan mengisap putingnya secara bergantian. Remasan dan
gigitannya yang terkadang kasar menyebabkan Ustazah Dila merintih
kesakitan. Namun dia merasakan sesuatu yang lain dari persenggamaan ini,
lain dari yang dia dapat dengan suami tercintanya, gaya bercinta
perampok yang barbar justru menciptakan sensasi yang khas baginya yang
belum pernah dia dapatkan sebelumnya. Di ambang klimaks, tanpa sadar
perempuan berjilbab putih itu memeluk sang perampok dan dibalas dengan
pagutan di mulutnya. Mereka berpagutan sampai Ustazah Dila mendesis
panjang dengan tubuh mengejang, tangannya mencengkram erat-erat lengan
kokoh perampok. Sungguh dahsyat orgasme pertama yang didapatnya, namun
ironisnya hal itu bukan dia dapat dari suaminya melainkan dari seorang
perampok mesum yang memanfaatkan situasi tidak menguntungkan ini.
Setelah dua menitan tubuhnya kembali melemas dan bersandar dalam pelukan
perampok.
Rupanya penis perampok yang masih menancap di
vaginanya belumlah terpuaskan, maka setelah jeda beberapa menit dia
bangkit sehingga penis itu terlepas dari tempatnya menancap. Ustazah
Dila yang belum pulih sepenuhnya disuruhnya menungging dengan tangan
bertumpu pada kepala kursi. “Oohh…udah dong Say, aku sudah gak kuat,
tolong !” Ustazah Dila memelas dengan lirih. Mendengar itu, perampok
cuma nyengir saja, dia merenggangkan kedua paha Ustazah Dila dan
menempelkan penisnya pada bibir kemaluannya.
“Uugghh…oohh !”
desah guru wanita berjilbab itu sambil mencengkram sandaran kursi dengan
kuat saat penis itu kembali melesak ke dalam vaginanya. Tangannya
memegang dan meremas pantatnya sambil menyodok-nyodokkan penisnya,
cairan yang sudah membanjir dari vagina Ustazah Dila menimbulkan bunyi
berdecak setiap kali penis itu menghujam.
"Uughh...emmhhh...ngghhh...oohhh!", suara desahan Ustazah Dila
membuatnya semakin bernafsu sehingga dia meraih payudara Ustazah Dila
dari belakang dan meremasnya dengan gemas seolah ingin melumatkan tubuh
sintal itu. Nampak suatu pemandangan yang amat menggugah birahi dimana
tubuh telanjang perampok perampok bertopeng itu sedang menggenjot tubuh
telanjang perempuan yang masih mengenakan jilbab putih itu dari
belakang. Sang korban berjilbab putih itu nampak sedang berdiri
membungkuk sambil kedua tangannya mencengkeram sandaran kursi. Kepalanya
yang terbungkus jilbab putihnya nampak mengangguk-angguk kanan kiri
atas bawah seraya mendengus dan berdesah kencang. Sedangkan sang
perampok bertopeng itu nampak asyik memeluk dan menggenjot pantatnya
dari belakang seraya meremas kedua payudara yang menggantung kebawah.
Limabelas menit lamanya perampok menyetubuhinya dalam posisi demikian,
seluruh bagian tubuh Ustazah Dila tidak ada yang lepas dari jamahannya.
Sekalipun merasa pedih dan ngilu disetubuhi secara barbar oleh perampok
itu, namun tak urung Ustazah Dila tak bisa menyangkal dia juga merasakan
nikmat yang sulit dilukiskan yang tidak dia dapatkan dari suaminya.
Akhirnya, perampok menggeram dan merasakan sesuatu akan meledak dalam
dirinya, penisnya dia tekan lebih dalam ke dalam vagina Ustazah Dila,
serangannya juga makin gencar sehingga Ustazah Dila dibuatnya
berkelejotan dan merintih. Kemudian dia melepaskan penisnya dan
cret…cret…cret, spermanya muncrat membasahi pantat putih mulus milik PNS
berjilbab putih tersebut. Belum cukup sampai situ, disuruhnya Ustazah
Dila menjilati penisnya hingga bersih, setelahnya barulah dia merasa
puas dan memakai kembali celananya. Ustazah Dila bersimpuh di lantai
dengan menyandarkan kepala dan lengannya pada kursi itu, wajahnya yang
berjilbab putih tampak lesu berkeringat dan badannya merasa keletihan
yang sangat, dalam hatinya berkecamuk kepuasan yang sensasional ini. Tak
lama kemudian karena amat kelelahan Ustazah Dila tertidur.
***
Keadaan
telah malam, ketika Ustazah Dila tersadar dari tidurnya, ia menajamkan
matanya untuk memperhatikan keadaan sekitarnya, dilihatnya Andra masih
tertidur di atas dadanya yang terbuka anak itu tertidur dengan masih
mengenyot puting susu ibunya. Setelah memindahkan anaknya agar tidur
dengan lebih nyaman, Ustazah Dila merasakan seluruh tubuhnya terasa
nyeri dan lemas sekali, seperti habis bekerja berat. Ia menuju ke arah
lemari pakaian untuk mengganti pakaiannya yang dari tadi pagi belum dia
ganti dan agak kusut kelihatannya, ia terkejut ketika membuka baju
dinasnya, disekujur badan atasnya terlihat bekas-bekas gigitan dan
isapan-isapan yang tersebar di sekitar dada dan perutnya. Dengan
perasaan was-was Ustazah Dila segera membuka seluruh pakaiannya dan
terkejutlah ia melihat banyaknya bekas-bekas gigitan dan isapan-isapan
yang tersebar di seluruh tubuhnya. Ia melihat ke kaca rias sambil meraba
bekas-bekas bekas-bekas gigitan dan isapan-isapan di sekitar
payudaranya, tiba-tiba ia tersenyum dengan penuh arti. Buru-buru ia
menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya sambil memeriksa bekas-bekas
gigitan dan isapan-isapan yang tersebar di tubuhnya. Setelah selesai
mandi dan mengeringkan tubuhnya Ustazah Dila dengan masih mengenakan
handuk yang membelit dari dada hingga pahanya, Ustazah Dila kembali
rebahan di samping anaknya yang masih tertidur pulas. Dini hari
keesokannya daerah tempat tinggal Ustazah Dila geger, suaminya yang baru
pulang dari dinas luar kotanya menemukan lemari tempat menyimpan uang
telah ludes isinya begitu juga dengan kotak perhiasan dan benda berharga
lainnya. Istrinya Ustazah Dila tidak ingat ada perampok yang masuk ke
dalam rumahnya dan memang polisi tidak menemukan kerusakan pada pintu
dan jendela rumah tersebut. Akhirnya Ustazah Dila dibawa ke kantor
polisi terdekat untuk menjelaskan kejadian yang sebenarnya, tapi Ustazah
Dila sama sekali tidak sadar bahwa ia telah mengalami perampokan.
[-+] DOWNLOAD Bokep 24 Jam FULL
BalasHapus[-+] DOWNLOAD Bokep AYam Kampus Kepergok Ngentot
[-+] DOWNLOAD Toket Tante Girang Gede
[-+] DOWNLOAD Memek Basah Cewek Perawan
[-+] DOWNLOAD ABG Kimcil Ngentot
[-+] DOWNLOAD Cabe-cabean Hot Ngentot
[-+] DOWNLOAD Memek Perawan
[-+] DOWNLOAD Toket Gede Ibu Guru
[-+] DOWNLOAD Bokep Kepala Sekolah vs Anak SMP
[-+] Memek Merah Merona Perawan
[-+] Toket Kecil Tante Girang Ngentot
[-+] Foto Bugil Anak Kost Mesum
[-+] Bokep HD Anak SMA vs SMK
[-+] Bokep Ngentot di WC POM Bensin
[-+] Bokep Ngentot di Semak-semak
[-+] Toket Ayam Kampus Solo
[-+] Toket Anak SMA Ngewe
[-+] Nafsu Birahi di Malam Jumat
[-+] Cara Merangsang Wanita Dalam Sekejap
[-+] Cara Memuaskan Wanita
[-+] Cara Cepat Dapet Tante Girang
TRIMA KASIH AGAN... SALAM SUKSES AJA BUAT AGAN BLOG YA.....
SMOGA BLOGNYA TAMBAH RAMAI PENGUNJUNGNYA...
---------->>>> TRIMS YA.....